Assalamu’alaikum. Wr.wb
Tradisi berkurban dengan menyembelih
kambing atau sapi adalah untuk meneladani Nabi Ibrahim a.s yang mematuhi
perintah Alah SWT yang menyuruhnya untuk menyembelih anaknya tersayang,
Ismail. Meskipun Ismail tidak jadi disembelih, tetapi kepatuhan Nabi
Ibrahim berkurban itu diganti dengan penyembelihan seekor domba.
Tradisi menyembelih hewan kurban itu berlaku sampai sekarang. Orang
diluar Islam mungkin beranggapan ummat Islam menyembelih hewan kurban
pada Hari Raya Idul Adha untuk dipersembahkan kepada Tuhan, sama seperti
kebiasaan penganut agama politheisme yang mempersembahkan hewan kurban
(bahkan manusia) untuk para dewa. Bahkan sebagian umat Islam yang tidak
mengerti ada pula yang beranggapan demikian. Anggapan tersebut tentu
salah, sebab Allah SWT tidak memerlukan daging maupun darah hewan
kurban. Daging dan darah hewan kurban itu tidak akan sampai kepada Allah
SWT, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 37
sebagai berikut:
“Daging dan darah binatang korban itu tidak sekali-kali akan
sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ‘amal yang
ikhlas yang berdasarkan taqwa daripada kamu…” (Surah al-Hajj:37)
Dengan menyembelih hewan kurban maka yang sampai kepada Allah adalah
amal yang ikhlas karena ketaqwaan hamba-Nya. Menyembelih hewan kurban
berarti kita memmatuhi perintah Allah untuk berkurban sebagian harta
kita dan membelikannya hewan. Daging hewan kurban itu nantinya tidak
ditaruh di tempat-tempat suci agar diterima Allah, tetapi dibagikan
kepada fakir miskin yang sehari-hari sangat jarang makan daging karena
harganya yang tidak terjangkau oleh mereka. Sedangkan bagi kita orang
yang mampu, memakan daging adalah hal yang biasa. Masya Allah, sungguh
Hari Raya Idul Adha (atau Idul Qurba) itu bermakna sosial.
Sahabatku,
ibadah kurban termasuk ibadah sunnah muakkadah, maka baik sekali jika
kita mampu berkurban setiap tahun apalagi jika dipersiapkan untuk
menyisihkan rizki yang didapat setiap bulan sehingga tidak terasa
memberatkan dan insyaAllah akan dimudahkan oleh Allah. Sahabatku, jika
berkurban dengan satu kambing ini berarti sudah memadai untuk satu
keluarga, yakni seisi rumahnya. Rasulullah sendiri kalau berkurban,
ketika beliau akan memotongnya beliau membaca; Bismillahi Allahuakbar
Allahumma hadza li wali ‘alaihi (Dengan nama Allah yang Maha Besar, ya
Allah ini untuk saya dan keluarga saya) Ibnu Majah dan At-tirmidzi
meriwayatkan bahwa Abu Ayyub berkata: “Pada zaman Rasulullah saw orang
berkurban dengan seekor domba untuk dirinya dan untuk keluarga seisi
rumahnya, mereka memakan dan mereka berikan oranglain sampai manusia
merasa senang (lega) sehingga mereka menjadi seperti yang kau lihat.”
Sahabatku, sebaiknya orang yang
berkurban menyembelih sendiri (disunnahkan) jika mampu (pandai)
menyembelihnya. Disunnahkan membaca; Bismillahi wallahu Akbar hadza li
(Dengan nama Allah dan Allah Maha besar, ini untuk saya) Jika orang yang
berkurban tidak bisa (pandai) menyembelih, bisa minta bantuan orang
lain, dan yang berkurban disunnahkan menyaksikan penyembelihannya.
Rasulullah bersabda: “Hai Fatimah,bangunlah dan saksikanlah kurbanmu,
karena setiap tetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang
telah engkau lakukan dan bacalah; “Inna shalati wanusuki wa mahyaya wa
mamati lillahi robbil ‘alamin lasyarikalahu wa bidzalika umirtu wa ana
awwalul muslimin” (Sesungguhnya shalatku, ibadahku (kurbanku) hidupku
dan matiku untuk allah Tuhan semesta alam. Dan untuk itu aku diperintah.
Dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah)
Seorang sahabat lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah ini untukmu dan
khusus keluargamu atau untuk kaum muslimin secara umum?” Rasulullah
menjawab: “Bahkan untuk kaum muslimin pada umumnya.” Wallahu a’lam.
KODE IKLAN YANG INGIN ANDA TAMPILKAN
Read more at: http://infopc-yogi.blogspot.com/2012/11/cara-pasang-iklan-di-atas-tengah-bawah.html Copyright by www.iko.web.id
Ada sebagian orang Islam yang banyak hartanya tetapi enggan untuk
membeli hewan kurban untuk disumbangkan kepada mustahik. Semangat
berkurban belum ada pada dirinya. Orang-orang kaya seperti itu
seharusnya malu kepada seorang pemulung bernama Mak Yati. Meskipun
miskin, tetapi semangat berkurbannya sungguh luar biasa. Selama 3 tahun
dia menabung hasil memulung sampah, dan pada Idul Adha tahun ini dia
menyumbang kurban dua ekor kambing (baca berita di bawah, dikutip dari
detik.com). Masya Allah, sungguh mengharukan. Mudah-mudahan amal
shalehnya dibalas Allah SWT dengan syurga di akhirat kelak.
..................Bukan untuk pamer atau riya', Alhamdulillah penulis sudah 5 tahun terakhir ini sudah ikut berkurban, pertama kali yang mengajak berkurban adalah istriku, bahwa "DENGAN BERAMAL TIDAK AKAN MEMBUAT KITA MISKIN", hampir tiap tahun berturut-turut bisa berkurban 1 ekor kambing dan yang terakhir kita urunan antar 7 keluarga di lingkungan Perumahan Dharma Alam, untuk kita belikan seekor sapi....Tahun ini apakah bisa urunan lagi ya karena ada tetangga yang pindah rumah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar